Allah s.w.t. itu Maha Sempurna.
Sempurna Allah bukan bersifat seperti makhluk. Malah, tidak boleh dibayangkan.
Yakin itu tanda iman.
Tidak yakin itu membawa persoalan kepada tahap keimanan.
Jika yakin dengan sepenuh keyakinan (tawakkaltu 'alallah), maka beruntunglah kita. Hidup akan lebih tenang.
Jika yakin beserta keraguan, atau
Tidak yakin, merugi lah kita. Membuatkan kita memikirkan yang tidak sepatutnya atau tidak perlu, yang lebih-lebih.
Yakin atau tidak yakin kita pada kesempurnaan-Nya tidak memberi kesan langsung pun pada Allah.
Sebab yang bersifat memerlukan itu adalah kita. Allah itu tidak berhajat kepada kita. Sebab Dia Pemilik segalanya. "Kun fayakun"
Setiap baik yang menimpa kita, Allah yang aturkan.
Setiap buruk yang menimpa kita pun Allah yang aturkan.
Bukan "kebetulan", tapi takdir.
Allah rancang semuanya, kita yang lalai.
Again, "innalillahi wainna ilaihi rajiun"
- daripada Allah tiap sesuatu itu datang, kepada Allah kita kembali.
- tidak terhad kepada musibah, malah apabila kita diberi nikmat, pegangan ini yang perlu kita pegang.
- termasuklah apabila kita melihat orang lain ditimpa musibah atau dianugerah kebaikan, ucapan itu juga perlu disegarkan semula dalam hati.
Wallahu'alam.
~CM~
[12 Zulkaedah 1444H]
No comments:
Post a Comment