Sepatutnya, lebih lazim kita dengan doa, lebih kuat motivasi kita.
Pada setiap doa itu, bersamanya harapan.
Apabila berdoa tiada istilah "harapan telah dikecewakan" sepertimana sifat makhluk (manusia) apabila dipasang harapan padanya.
Kita
meminta pada level hamba, dan Tuhan tidak memberikannya pada level Tuhan.
Level kita, kita berharap dalam keadaan kita 'tidak mengetahui' apa yg terbaik. Tetapi, Level Tuhan, Dia tidak memberikan yg diminta kerana Dia 'Maha Mengetahui' apa yang lebih baik, terbaik.
Kadang kita
doa agar Allah berikan keselamatan, tetapi, tiba-tiba kita tergelincir ketika
terpijak lantai yang basah. Kita terjatuh itu bukan sebab Allah tidak 'melayan'
doa kita. Tapi, ada sesuatu yang lebih baik di hadapan kita. Barangkali, kita
sudah lama melupakan-Nya. Lalu, kita terjatuh kita sebut, "aduh. Ya Allah
sakitnya!" maka, zikrullah di situ. Barangkali kita diselamatkan daripada
bahaya yang lebih besar (bahaya apakah yang paling besar?).
Apabila
kita lazim dengan berdoa, kita lebih yakin menghadapi yang sedang, yang telah
dan yang akan jadi. Sama ada yang diminta itu dapat atau tidak dapat pada masa
yang diingini, kita tetap yakin, ini semua ketentuan dan perhatian Allah pada
sesuatu yang terbaik untuk hamba-Nya yang tidak ingin putus berhubung
dengan-Nya.
Tiada
gunanya berdoa dalam masa yang sama meragui kemakbulan.
Perelok
kualiti (adab) doamu!
02.11.2023
[18 Rabiulakhir 1445H]
Pada setiap doa itu, bersamanya harapan.
Apabila berdoa tiada istilah "harapan telah dikecewakan" sepertimana sifat makhluk (manusia) apabila dipasang harapan padanya.
Level kita, kita berharap dalam keadaan kita 'tidak mengetahui' apa yg terbaik. Tetapi, Level Tuhan, Dia tidak memberikan yg diminta kerana Dia 'Maha Mengetahui' apa yang lebih baik, terbaik.
[18 Rabiulakhir 1445H]
No comments:
Post a Comment